Sugar craving adalah keinginan yang kuat untuk mengonsumsi makanan atau minuman manis. Hal ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau berlangsung dalam jangka waktu lama.
Penyebab Sugar Craving
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan sugar craving, antara lain:
- Perubahan hormon. Perubahan hormon, seperti saat menstruasi, menopause, atau kehamilan, dapat menyebabkan peningkatan keinginan untuk mengonsumsi gula.
- Stres. Stres dapat menyebabkan pelepasan hormon kortisol, yang dapat meningkatkan nafsu makan, termasuk nafsu makan akan gula.
- Kurangnya tidur. Kurang tidur dapat menyebabkan perubahan hormon dan metabolisme, yang dapat meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi gula.
- Kecanduan gula. Kecanduan gula adalah kondisi di mana seseorang merasa sangat bergantung pada gula dan sulit untuk menahan keinginan untuk mengonsumsinya.
- Kebiasaan. Kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman manis secara berlebihan dapat menyebabkan sugar craving.
Sangat penting untuk mengetahui cara menghentikan keinginan terlalu banyak makan-makanan manis atau sering dikenal dengan istilah sugar craving, kebiasaan ini dapat membahayakan kesehatan Anda.
Sebenarnya, mengonsumsi makanan manis tidak selalu buruk, asalkan tidak terlalu sering atau terlalu banyak. Hanya saja, orang yang mengalami sugar craving biasanya ingin makan makanan manis meskipun mereka tidak lapar, yang kemudian dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka.
Tips Menghentikan Sugar Craving
Ada beberapa cara yang dapat Anda gunakan untuk menghindari sugar craving, yaitu:
1. Kurangi dengan perlahan
Jika Anda telah lama menyukai makanan manis, tidak perlu untuk segera menghentikannya sepenuhnya secara mendadak. Anda masih dapat menikmatinya dalam jumlah yang lebih sedikit. Misalnya, jika Anda terbiasa makan satu bungkus kue cookies atau satu batang cokelat dalam sekali makan, cobalah mengurangi porsi makan Anda dengan mencicipi beberapa potongan atau bahkan setengah porsi saja.
2. Cari Alternatif makanan lain
Anda juga dapat mencoba menghindari makanan manis dengan mencari makanan alternatif yang lebih sehat. Misalnya, Anda dapat mengganti camilan yang banyak mengandung gula tambahan dengan makanan yang manis secara alami, seperti buah-buahan.
Buah-buahan segar tidak hanya memiliki rasa manis yang sama, tetapi juga mengandung serat, vitamin, dan mineral yang baik untuk kesehatan dan mengontrol nafsu makan Anda.
3. Cukupi kebutuhan serat
Salah satu cara untuk menghentikan keinginan gula Anda adalah dengan memastikan Anda mendapatkan jumlah serat yang cukup setiap hari. Biji-bijian, kacang, buah-buahan, gandum, dan sayuran memiliki kandungan serat yang dapat membuat Anda kenyang lebih lama, mengurangi keinginan untuk selalu mengonsumsi makanan manis.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih sehat, cobalah menggabungkan makanan berserat dengan plain yoghurt, yaitu yoghurt tanpa perasa.
4. Makan secara teratur
Jika Anda biasanya makan hanya saat lapar, sebaiknya mulailah makan setiap empat hingga enam jam sekali. Tetap batasi porsi, hal ini akan membantu Anda mengontrol nafsu makan Anda dan mengontrol keinginan gula.
5. Tidur yang cukup
Setiap hari, tidurlah 7 hingga 9 jam agar tubuhmu tetap berenergi dan tidak tergoda untuk ngemil atau makan makanan manis. Anda juga bisa menggunakan sleep hygiene untuk meningkatkan kualitas tidur dan waktu tidur.
6. Kelola stress dengan baik
Stres dapat membuat Anda lebih sulit mengontrol nafsu makan, yang dapat memperburuk keinginan gula Anda.
Anda harus mengurangi tingkat stres Anda dengan melakukan berbagai kegiatan yang kamu sukai, seperti menonton film, berjalan-jalan, atau berolahraga, agar asupan gula harian Anda tetap dalam batas aman.
Sangat sulit untuk menghentikan sugar craving, namun hal yang paling penting adalah terus mencoba dan melakukannya secara bertahap.
Referensi:
Telgar, A. (2021). Sugar-The Sweet Silent Killer. Food and Agriculture Spectrum Journal, 2(01), pp 54−58.
World Health Organization (2019). Why Excess Sugar Is Bad for You — Limit Sugar for Healthier Life.
World Health Organization. Reducing Sugar Consumption to Prevent and Control Noncommunicable Diseases in the Eastern Mediterranean Region.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (2018)