Orang tua dan anak memiliki hubungan yang kuat. Perkembangan seorang anak sangat dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya cinta, perhatian, sikap orang tua. Biasanya kurangnya pengetahuan, kebiasaan, juga kedewasaan orang tua membuat parenting yang kurang baik. Islam telah memberikan panduan tentangbagaimana cara terbaik untuk ber- parenting yaitu dalam Al-Qur’an Surat Al-Luqman.
Lalu bagaimana sih, Parenting dalam Qur’an?
Ibnu Abbas menjelaskan bahwa “Luqman bukanlah seorang nabi maupun raja. Beliau hanya seorang pengembala yang berkulit hitam. Lalu Allah memerdekakannya. Allah ridha dengan segala kata-kata, wasiat dan hikmah yang disampaikan Luqman. Karena itulah, kisah Luqman diceritakan dalam Al-Quran agar kita semua dapat mengambil hikmah dan berpegang dengan wasiat-wasiatnya.”
Pola pendidikan parenting dari Luqman Al Hakim merupakan contoh strategi yang efektif dan penting untuk pembelajaran dan perkembangan anak di masa depan. Bagaimana parenting Luqman Al Hakim?
Dalam QS. Luqman berisi tentang gambaran parenting yang baik dalam Islam, yaitu mencakup pendidikan tauhid, akhlak terhadap orang tua, amal shalih, ibadah dan pendidikan karakter.
Ada tiga hal utama yang dapat diambil untuk dijadikan pelajaran:
Pertama, model interaksi yang digunakan Luqman al-Hakim kepada anaknya.
Jika dilihat dari ayat tersebut, ia tiga kali memanggil anaknya dengan ‘yaa bunayya (wahai anakku). Secara bahasa, kata tersebut merupakan isim tasghir yang berarti mengungkapkan rasa kasih sayang, entah anak tersebut masih kecil atau sudah dewasa. Hal Ini menunjukkan bahwa dalam membangun interaksi antar anggota keluarga harus didasari dengan nilai-nilai kasih sayang. Melalui pendekatan yang egaliter, bukan didikan yang otoriter, sehingga anak tidak dididik dengan rasa ketakutan, tetapi dengan semangat kecintaan.
Selain itu, Luqman al-Hakim juga sering merangkaikan sesuatu dengan argumen yang masuk akal. Seorang anak pasti punya kegelisahan dan tanda tanya dikepalanya, sehingga peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menjawab rasa penasaran anak. Strategi yang digunakan oleh Luqman al-Hakim salah satunya adalah dengan memberikan analogi atau penalaran akal. Contohnya larangan durhaka kepada kedua orang tua karena mereka telah berjuang dengan sepenuh hati untuk memberikan yang terbaik pada sang anak, memberikan makanan yang bergizi serta tanpa pamrih membesarkan anak dengan baik.
Kedua, ada sosok figur yang bisa diteladani di dalam keluarga.
Belajar dari Luqman al-Hakim, mendidik anak bukan hanya tugas seorang ibu, tetapi juga tugas seorang ayah. Hal memepertegas bahwa urusan rumah tangga seharusnya dilakukan bersama-sama, bukan hanya salah satu pihak saja.
Ketiga, materi tentang parenting dalam islam yang disampaikan oleh Luqman al-Hakim
Materi tentang parenting dalam islam yang disampaikan oleh Luqman al-Hakim meliputi bidang akidah, ibadah, dan akhlak. Jika dilihat, nasihat Luqman al-Hakim banyak berfokus pada etika dan tata krama
Oleh sebab itu, parenting dalam islam sebagaimana yang dicontohkan oleh Luqman dapat dilakukan melalui upaya pendekatan secara emosional dan menanamkan nilai-nilai karakter yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.