Saat memasuki usia balita khususnya pada usia 1-3 tahun, anak belum bisa menyampaikan keinginan dan perasaan marah atau kesalnya dengan kata-kata yang baik sehingga ia akan mengungkapkan perasaan tersebut dengan cara kesal, menangis, berteriak, dll. Keadaan seperti ini pasti membuat ibu stres dan bingung. Tetapi, Kondisi ini normal dan merupakan bagian dari proses perkembangan anak. Meski wajar terjadi, ibu dan ayah sebagai orang tua mutlak harus tahu bagaimana mengatasi tantrum pada Anank . Jika tidak mampu ditangani dengan baik, fase ini dapat bertahan sampai ia dewasa atau intensitasnya berkembang menjadi parah. Coba lakukan beberapa cara untuk mengatasi tantrum pada anak berikut!
5 Cara Mengatasi Tantrum pada Anak
-
Cari Tahu Penyebab Tantrum pada Anak
Tantrum bisa terjadi karena banyak hal, mulai dari keinginan yang tidak terpenuhi hingga ketidakmampuan untuk mengomunikasikan rasa lapar atau kelelahan. Salah satu teknik untuk mengetahui keinginan si kecil adalah dengan bertanya langsung kepadanya “Apakah Anda lapar?” atau “Apakah kamu masih mengantuk?”. Ada kemungkinan anak itu akan mengangguk atau menggelengkan kepalanya karena hal ini. Jika penyebab tantrum anak diketahui, maka ibu akan lebih mudah mengatasinya.
3. Bersikap Tenang
Tetap tenang dan jangan balas berteriak atau mencoba menghentikan anak secara fisik agar anak tidak membuat ulah. Sikap tetap tenang dapat membantu mengatasi tantrum lebih cepat. Jika anak perlu menenangkan emosinya, ibu dapat mencoba membawanya ke tempat yang lebih sepi dan tenang. Awasi terus si kecil dan beri dia kebebasan berekspresi sambil tetap memastikan keamanan mereka.
-
Alihkan Perhatian Anak
Anak kecil sangat mudah tertarik hal-hal yang baru. Ibu bisa memanfaatkan hal tersebut untuk mengalihkan perhatian anak saat tantrum. Seperti contoh memberikan mainan yang dia sukai atau memberikan camilan favoritnya.
4. Jangan Memukul Anak
Untuk mengatasi tantrum, jangan memukul anak atau mencubitnya. Jika dilakukan, hal tersebut justru dapat membuat anak jadi terbiasa memukul untuk menyampaikan semua keinginannya. Sebagai gantinya, ibu bisa memeluk atau mencium anak agar anak tenang dan bisa meredakan emosinya. Selain menenangkan, sebuah pelukan dan ciuman ternyata juga bisa menjadi cara untuk menunjukkan bahwa anak benar-benar dicintai oleh sang ibu.
Jika anak tampak terlalu sering mengalami tantrum yang membuatnya menyakiti dirinya sendiri atau orang lain, ibu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendiskusikan perilaku tersebut dan agar dapat menemukan cara yang tepat menanganinya.
-
Memberikan Edukasi kepada Anak
Ibu perlu mengajarkan disiplin pada anak agar kebiasaan buruk saat tantrum tidak menjadi kebiasaan buruk untuknya di masa depan. Agar tidak menjadi kebiasaan buruk Si Kecil di masa depan, Bunda perlu mengajarkan disiplin pada anak. Jika tindakan anak mulai sangat mengganggu, seperti ketika dia melempar barang ke orang lain. Misalnya, sampai anak itu tenang, dia harus tinggal di kamar dan tidak boleh pergi, atau dia harus berhenti menonton kartun favoritnya.
Jika anak berhasil tenang, berikanlah pengakuan atas keberhasilannya. Setelah itu jelaskan dengan baik-baik bahwa apa yang ia perbuat sebelumnya adalah perilaku yang tidak baik.
Dalam menghadapi anak ketika tantrum tak perlu panik dan juga emosi, setelah memahami tantrum pada anak dengan baik ibu bisa memilih cara yang tepat untuk mengatasinya. Dengan mengetahui semua seluk beluk tantrum anak, ibu tentu akan bisa mengatasinya dengan sangat efektif.