Tak terasa kurang lebih 2 bulan lagi kita akan bertemu dengan ramadhan 1444 H. Di Indonesia, penentuan awal Ramadhan 2023 M/1444 H ditetapkan oleh Kementerian Agama setelah dilakukan sidang isbat. Di setiap tahunnya, Kementrian Agama (KEMENAG) melaksanakan sidang isbat setiap menjelang hari-hari terakhir bulan Sya’ban untuk melihat hilal. Seperti diketahui, Indonesia menggunakan metode hilal dan hisab untuk menentukan awal Ramadhan tahun 2023. Untuk sidang isbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI, keduanya akan digabungkan sebagai acuan awal Ramadhan. Sidang isbat yaitu sidang yang diselenggarakan KEMENAG RI untuk menentukan jatuhnya awal bulan Hijriyah, termasuk Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Pada sidang isbat, KEMENAG RI akan melibatkan berbagai pihak untuk mendapatkan sebuah kesepakatan. Sehingga, nantinya hasil sidang isbat dapat digunakan untuk menentukan kapan awal Ramadhan 2023. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai metode hilal dan hisab :
Penentuan Awal Ramadhan 2023
1. Metode Rukyatul Hilal
Metode rukyatul hilal adalah proses melihat hilal dengan pengamatan langsung atau menggunakan teleskop. Dilansir dari laman Bali.kemenag.go.id, hilal yaitu nampaknya bulan sabit muda pertama setelah terjadinya konjungsi (ijtimak atau bulan baru) di arah Matahari terbenam yang dijadikan acuan jatuhnya awal bulan dalam kalender Hijriyah termasuk juga bulan Ramadhan. Untuk menentukan awal bulan atau belum biasanya pengamatan dilakukan pada hari ke-29. Jika hilal terlihat, maka itu bisa menjadi tanda besok akan jadi hari pertama bulan selanjutnya. Namun jika belum muncul, maka disepakati bahwa awal bulan adalah lusa. Pengamatan hilal ini juga dilakukan saat memasuki bulan-bulan selain ramadhan.
2. Metode Hisab
Menurut situs Suaramuhammadiyah.id, metode hisab terdiri dari rangkaian perhitungan matematis yang salah satunya dirancang untuk menghitung letak geometris benda langit. Kemudian mengetahui waktu di mana benda langit menempati posisi tersebut atau mengetahui apakah suatu siklus waktu sudah mulai atau belum. Menurut Muhammadiyah ini berguna dalam menentukan awal bulan pada kalender Qamariah atau bulan dalam kalender Hijriyah.
Metode hisab pada Muhammadiyah diketahui menggunakan 3 kriteria. Pertama, telah terjadi ijtimak Bulan-Matahari, hal itu terjadi sebelum terbenam Matahari, dan Bulan di atas ufuk. Kemudian, hilal dianggap sudah terlihat (wujud) apabila Matahari terbenam terlebih dahulu daripada terbenamnya hilal, meskipun hanya berjarak kurang dari 1 menit. Sementara penetapan hasil hisab yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan dikeluarkan sebagai maklumat untuk kemudian digunakan oleh umat.